Popular

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Makna Lagu dalam Perjuangan Revolusi



(Sebuah catatan refleksi perjalanan dan perjuangan musik masa kini)


Oleh : M. Rian Budianto

Dalam setiap perhelatan sepak bola, kita sering menyaksikan para pendukung tim yang sedang berlaga menyanyikan lagu-lagu untuk mengobarkan semangat sebagai upaya memenangkan pertandingan di tengah medan laga. Selain oleh kekuatan lahiriah, kemenangan lebih ditentukan oleh kekuatan batiniah yang bisa dibangun antara lain melalui lagu-lagu atau musik pengobar semangat. Dalam catatan sejarah, lagu dan musik dikenal memiliki fungsi mengiringi kegiatan ritual dan pengobar semangat, bukan sekedar mengiringi lirik atau tari-tarian atau sebagai sarana hiburan. 

Menurut Mohammad Shoelhi, lagu-lagu propaganda pada masa pendudukan Jepang terdiri dari dua jenis. Pertama, lagu propaganda jenis mars yang bersifat terbuka, dikenal sebagai lagu propaganda Asia Timur Raya, seperti lagu berjudul ‘Maju Putra-Putri Indonesia’, ‘Hancurkan Musuh Kita’, dan ‘Asia Sudah Bangun’. Lagu-lagu tersebut digunakan sebagai alat provokasi dan indoktrinasi semangat Jepang yang sengaja diciptakan penguasa Dai Nippon guna mengajak bangsa Indonesia bersatu dengan Asia Timur Raya melawan Amerika dan sekutunya dalam Perang Dunia II. 

Kedua, lagu jenis mars yang terselubung, digunakan dalam lagu ‘Indonesia Raya’ yang berfungsi sebagai alat penyamaran propaganda Jepang untuk membentuk negara kesatuan Asia Timur Raya, sebagai bujukan halus untuk menarik simpati bangsa Indonesia. Lagu-lagu bersifat terselubung hasil kolaborasi pemerintah Jepang-Indonesia misalnya, lagu ‘Menanam Jagung’ ciptaan Bintang Sudibyo, menganjurkan masyarakat Indonesia bercocok tanam. Suatu saat lagu ini berfungsi mengatasi krisis kelaparan dan anjuran kepada rakyat untuk mendengarkan pidato Soekarno guna mengetahui instruksi lewat radio propaganda Jepang, Hosyo Kanri Kyoku. Pada saat itu, salah satu sarana komunikasi vertikal yang terpenting dalam penyebar luasan imbauan adalah radio yang kerap jadi corong pemerintah berkuasa.

Lain cerita dahulu dengan sekarang. Dewasa ini kita semua sangat mudah mengakses untuk mendengarkan musik dengan isi lagu-lagu bertemakan apapun. Mulai dari lagu yang bertema percintaan, persahabatan, perjuangan, hingga lagu mars partai politik yang sering nongol di televisi. Sering kita jumpai pula iklan lagu mars partai politik di televisi. Secara sadar atau tidak sadar bahwa iklan penayangan lagu mars partai politik itu menguasai alam bawah sadar kita. Meski tidak disuruh untuk menghafal, anak kecil umur 7 tahun sudah hafal lagu mars partai politik tersebut. Di dalam dunia politik, musik berfungsi sebagai alat yang ampuh untuk propaganda dan agitasi politik. Televisi kian menjadi corong untuk para pemodal besar yang ingin berkuasa dengan bersolek dihadapan televisi  miliknya.  

Secara teoritis, pesan propaganda harus diulang-ulang. Teknik pengulangan sangat penting dan merupakan dasar dalam kegiatan propaganda. Maka jangan heran, sering kita jumpai berulang kali iklan lagu mars partai politik dengan lirik yang begitu puitis yang seakan memberi harapan bagi setiap pendengarnya. Bila sudah terkait dengan birokrasi pemerintahan negara, tidak jarang propaganda berubah menjadi sebuah tindakan manipulatif untuk mempengaruhi keputusan atau perilaku publik atau negara. Dalam konteks ini, propaganda menganut dua prinsip buruk yang berlaku: Pertama, menyebarkan kebohongan kepada publik. Selama publik tidak tahu maka dianggap tidak menjadi masalah. Kedua, kebohongan yang diulang-ulang, akan membuat publik percaya. Sekurang-kurangnya mampu mengecoh publik.

Kondisi seperti ini harus diimbangi dengan musik dan lagu-lagu yang menyadarkan dan mencerdaskan. Penyadaran melalui karya musik ini harus dilakukan dan diperbanyak, bahkan lagu harus menjadi bagian dari agenda revolusi. Fungsi utama lagu-lagu propaganda adalah alat penyebarluasan opini yang simpel, tetapi memiliki implikasi yang besar. Pandangan ini berkaitan dengan teori yang menyatakan bahwa lagu-lagu propaganda sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan tertentu kepada massa guna mengimbangi kekuatan propaganda musuh di dalam ajang perang urat syaraf. 

Pada dasarnya membangun sebuah kelompok musik yang berdaulat dan berpihak kepada barisan rakyat yang ditindas memang tidak mudah, membutuhkan jiwa dan mentalitas beserta keberanian yang kuat. Agar cita-cita dalam membangun dan membuat karya lagu yang mengangkat suara-suara dari akar rumput bisa terdengar di atas permukaan membutuhkan keberanian dan kekompakan. Seperti yang dilakukan oleh grup Band Rahasia yang berasal dari Cirebon. Kelompok Band Rahasia yang terbentuk pada tahun 2015 ini ditukangi oleh Siti Hajar (Vokalis), Alfian (Drumer), Linggar Gilang (Bassis), Akmaludin (Melody), dan Rian Budiyanto Ramadhan (Rhytem). Kelompok musik yang bergenre Pop ini mencoba menuangkan karya sederhananya kedalam sebuah lagu yang mengangkat persoalan-persoalan sosial yang semakin mencekam.

Dari panggung dan beberapa kegiatan sosial grup Band Rahasia sering membawakan lagu-lagu propaganda ciptaanya. Seperti lagu berjudul Panggilan Tanah Air, Pengusiran Pribumi Secara Halus, Negri Tanpa Mata Tanpa Telinga, sampai lagu andalannya yaitu berjudul Nalar Elit Negri Ini (NENI), ciptaan grup Band Rahasia. Lewat karya lagunya grup Band Rahasia mencoba memberikan tamparan keras serta peringatan kepada para elit negara melalui isi pesan lagu tersebut NENI misalnya. Berikut ini adalah penggalan lirik lagu NENI:

“ ... Begitulah nalar elit negri ini...
Yang menganggap lemah nasib kaum tani...
Mari kita lawan dan kepalkan tangan...
Rebut kemenangan basmi kerakusan...
Reff :
Bukalah matamu kawan...
Lihatlah kondisi negri ini...
Jangan hanya kau bisa selfian... 
Dan jangan cuma berpangku tangan ...”

Peranan musik sebagai sarana komunikasi sangat efektif untuk membawa pesan dari pencipta kepada guna membangkitkan semangat perjuangan sehingga secara bersamaan lagu-lagu propaganda mempergunakan kesempatan ini sebagai alat perjuangan. Lenin berpendapat bahwa sebuah surat kabar revolusioner bisa dan mesti menjadi agitator paling efektif. Mengenai hal ini, Lenin boleh jadi keliru, tetapi itu merupakan masalah sekunder. Hal yang penting adalah bahwa agitasi, baik secara lisan ataupun tertulis, memang tidak berupaya menjelaskan segala sesuatu kecuali mendorong orang untuk bergerak tanpa berpikir. Begitulah harapannya, ketika seseorang mendengarkan lagu-lagu dari Rahasia Band orang merasa terpanggil untuk ikut andil berjuang dan bergerak melawan sistem yang semakin tidak perduli dengan lingkungan beserta manusia di dalamnya.  


Posting Komentar

11 Komentar

  1. Tiap kali denger lagu NENI berasa merinding, miris dan tertampar :'

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Alhamdulillah...
      Sesuai dg harapan kami yg kami sampaikan diakhir tulisan; "Begitulah harapannya, ketika seseorang mendengarkan lagu-lagu dari Rahasia Band orang merasa terpanggil untuk ikut andil berjuang dan bergerak melawan sistem yang semakin tidak perduli dengan lingkungan beserta manusia di dalamnya."

      Hapus
  2. Sepertinya rindu dengan konser perlawanan

    BalasHapus
  3. Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  4. Kapan ada konser lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kami sedang fokus penggarapan album. Doakan 🙏

      Hapus