Popular

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Seni Bertahan Hidup di Tengah Pandemi: Para Pembrondol Bawang Bekas di Desa Kalirahayu, Losari, Cirebon

 

Oleh : Zikri Alvi Muharram

Pandemi COVID-19 mempengaruhi banyak sekali aspek, terutama aspek kesehatan, ekonomi, dan sosal. Di tiga sektor ini yang paling terdampak, (1) aspek kesehatan. Pada aspek ini, COVID-19 menyebabkan jumlah kasus positif dan kematian yang amat banyak mengakibatkan fasilitas kesehatan mengalami krisis. Tenaga kesehatan yang terbatas membuat sebagian besar masyarakat tidak mendapat pelayanan, terutama masyarakat menengah ke bawah. (2) aspek ekonomi, menyebabkan turunnya penawaran dan permintaan barang dan jasa. Hal itu tentu saja berpengaruh terhadap penurunan aktivitas ekonomi. Salah sebuah desa terdampak pandemi adalah desa Kalirahayu Kecamatan Losari Cirebon. Tata perekonomian desa ini ditopang oleh sektor pertanian khususnya pertanian bawang dan beberapa jenis palawija. Meskipun kegiatan pertanian itu masih berjalan saat pandemi, namun mengalami perlambatan yang memicu pengangguran terutama di sektor usaha mikro atau kecil, industri rumah tangga, dan pekerja serabutan. (3) aspek sosial. Pandemi ini berdampak sekali pada aspek sosial yaitu kemiskinan terutama bagi yang kehilangan pekerjaan.

Ada sebuah kegiatan unik masyarakat desa Kalirhayu setiap malam, tepatnya setiap bawang sudah dibrondol dari daunnya oleh bakul. Mereka membuang daunnya itu ke tempat  pembuangan khusus daun-daun bawang yang sudah dibrondol. Tak disangka masih banyak bawang yang belum terbrondol. Nah, bawang-bawang itu dimanfaatkan masyarakat setempat dengan varian alasan. Ada yang untuk dijual, dijadikan bumbu masak, yang intinya semua itu mereka lakukan untuk bertahan hidup. Menurut mereka, kegiatan ini cukup membantu meskipun tidak seberapa. Apalagi di masa pandemi yang mengakibatkan hilangnya mata pencaharia mereka. Sayang sekali jika bawang-bawang yang terbengkalai itu tidak dimanfaatkan, apalagi bagi mereka itu merupakan sebuah harapan yang cukup untuk menyelamatkan mereka dari kerasnya kehidupan.

Semua kalangan ada dalam aktivitas itu. Mulai dari anak-anak sampai orang tua. Bahkan lansia pun ada. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang tidak mampu. Ada yang dari pekerja serabutan, tukang becak, dan buruh. Hasil yang mereka dapatkan tidak seberapa, paling banyak 4 kg, karena sistemnya berebut, siapa cepat dia dapat. Meski hasil yang mereka dapatkan hanya sedikit, tapi, bagi mereka itu adalah jalan untuk menyambung hidup. Datangnya daun-daun bawang yang masih tersisa bawangnya ini tidak tentu. Namun yang pasti, setiap bakul yang membrondol bawang, sisa-sisa daunnya dibuang ke tempat itu. Menjadikan masyarakat tak putus harapan.

Pandemi COVID-19  boleh mengubah beberapa aspek-aspek kehidupan, tapi tidak semangat hidup. Itulah yang dilakukan mereka-pemberondol bawang bekas yang tak putus menghadapi ujian hidup, bertahan dan menggantngkan hidupnya dari bawang bekas untuk keberlangsungan hidupnya dan keluarganya.

 

 

 

Posting Komentar

3 Komentar